Revolusi adalah proses menjebol tatanan lama sampai ke
akar-akarnya, kemudian menggantinya dengan yang baru. Revolusi sains dalam
konteks ini adalah dianggap sebagai episode perkembangan non kumulatif yang di
dalamnya paradigma yang lama diganti seluruhnya atau sebagian oleh paradigma
baru yang mungkin bertentangan dengan paradigma yang lama sebelumnya. Sifat
dari revolusi sains ini bisa menyempurnakan sains yang telah ada atau bahkan
menentang sains yang lama. Revolusi sains hanya tampak revolusioner bagi mereka
yang paradigmanya terkena oleh revolusi itu, bagi orang luar hanya tampak
sebagai bagian yang normal dari proses perkembangan suatu sains.
Para sejarahwan sains mengatakan bahwa jika paradigma
berubah maka dunia sendiri berubah bersamanya. Dengan bimbingan paradigma baru
para ilmuwan menggunakan instrumen-instrumen yang baru dan menengok
tempat-tempat yang baru. Yang lebih penting lagi, selama revolusi para ilmuwan
melihat hal-hal yang baru dan berbeda ketika mereka menggunakan instrumen yang
sangat dikenalnya untuk menengok tempat-tempat yang pernah dilihatnya. Dengan
kata lain para ilmuwan setelah terjadi revolusi memandang dunia dengan kacamata
yang lain. Para mahasiswa maupun para profesional jadi merasa sebagai peserta
dalam tradisi historis yang sudah berjalan lama. Namun tradisi yang diturunkan
dari buku teks yang di dalamnya para ilmuwan memperoleh kesadaran akan
partisipasinya, sebenarnya tidak ada. Hanya sedikit filosof sains yang masih
mencari kriteria mutlak bagi verifikasi teori-teori sains. Karena paradigma
baru dilahirkan dari pardigma yang lama, mereka biasanya banyak mempergunakan
kosakata dan peralatan baik konseptual maupun manipulatif yang sebelum itu
telah dijelaskan oleh paradigma tradisional.
Dalam melihat perbedaan-perbedaan
besar antara sains dan teknologi mesti memperhatikan hubungan dengan kenyataan
bahwa kemajuan itu merupakan atribut yang nyata dari kedua bidang. Kebanyakan
orang cenderung untuk melihat setiap bidang yang ditandai dengan adanya
kemajuan sebagai suatu sains. Pemisahan keduanya tergantung kepada penglihatan
kita antara kegiatan sains dan masyarakat yang memperaktekannya. Kita bisa
mempunyai anggapan bahwa efek dari suatu sebab, jika kita tidak melakukannya
frase-frase seperti kemajuan sains dan objektifitas sains akan tampak
seolah-olah sebagai suatu hal yang dibesar-besarkannya masyarakat sains yang
mapan bekerja dari satu paradigma tunggal atau dari suatu perangkat yang saling
berhubungan dengan erat.
by harly tangkilisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar